Langsung ke konten utama

My Short Story 2



KENANGAN PANTAI

            Suara deburan ombak yang begitu syahdu, membuat hatiku rindu akan sesuatu. Tekstur pasir yang begitu halus, seakan inginku menari diatasnya. Aroma pantai yang tak pernah kulupakan, kembali menusuk penciumanku.Yang kukira tak akan kuhirup kembali. Kau, yang selama ini menemaniku, disaat hatiku pilu dan rapuh. Semua kenangan indah itu. Andai aku bisa melihatnya.
***
            “Nita, kamu masih ingat ga? Waktu kita disini? Waktu itu kita ingin menikmati sunset yang begitu menawan. Lalu kita foto bersama. Kau ingat?” sambil kau berusaha menunjukkan foto itu padaku.
“Ya ma, aku ingat.” Jawabku singkat.
            Ma, kau tahu keadaanku begini. Tapi kau tak merasa risih dengan keberadaanku. Aku memandang foto ini sejenak. Kau tampak sangat bahagia disampingku. Kau cantik sekali. Tak sadar kumeneteskan air mata.
***
            “Nita, kita sudah lama duduk di pasir pantai. Hari sudah menjelang malam. Bagaimana kalau kita makan di Restoran favoritmu?” usul mama.
“Iya ma, aku juga sudah lapar.” Kumemegang perutku yang keroncongan.
Kita berdua langsung menuju mobil, dan kau menuntunku dengan tongkatku. Kau bahkan tidak marah jika terkadang aku tak sengaja menginjak kakimu.

Di Restoran
            Aku keluar dari mobil dengan perlahan. Seperti biasa, semua tampak gelap gulita. Kuberjalan dengan tongkatku. Meraba-raba pakai tongkat. Siapa tahu ada tangga. Tak lupa mama selalu berada disampingku. Kamipun duduk, memesan makanan, dan makan.
“Ma, makanannya enak ya.” Ucapku sambil terus melahap makanan.
“Ya Nita. Oh ya Nit, mungkin kita nanti akan jarang bersama seperti ini.”
“Kenapa ma? Bukannya mama janji mau nemenin aku terus?” tanyaku dengan kaget.
“Mama akan selalu menemanimu nak, tapi bukan dengan cara seperti ini lagi.” Jawab mama pelan.
            Kenapa? Kenapa mama berbicara seperti itu padaku? Apa mama sudah tidak ingin lagi bersamaku? Apa takdirku memang hidup buta tanpa mama disisiku? Pertanyaan-pertanyaan ini terlontar hanya di dalam hati. Ya, di dalam hati.
            Papa masuk ke kamarku. Sepertinya dia ingin berbicara sesuatu.
“Nita, papa ada kabar baik buat kamu.” Sambil papa memegang tanganku erat.
“Kabar baik apa pa?” tanyaku heran.
“Sebentar lagi kamu akan bisa melihat! Melihat dunia ini Nita.” Jawab papa semangat.
“Benarkah? Sudah ada pendonor ya pa?”
“Ya, tapi pendonor itu merahasiakan identitasnya padamu. Dia sangat baik hati.”
“Berarti nanti aku bisa melihat papa dan mama?”
“Ya nak, insya Allah.”

Di Rumah Sakit, kamar 08
            Perasaanku campur aduk, akhirnya sebentar lagi aku bisa melihat. Perban dimataku akan segera dibuka. Andaiku tahu siapa malaikat dibalik ini semua.
“Ayo, sekarang perbannya akan dibuka. Nita siap?” tanya dokter padaku.
“Ya dok. Saya siap.” Jawabku dengan semangat. Perbanku pun perlahan dibuka dan….
“Bagaimana? apa sekarang kamu bisa melihat?” tanya dokter lagi.
Kubuka mata perlahan, kulihat papa, dan dokter berdiri didepan dan disampingku. Tapi ada yang kurang. Dimana mama?
“Papa, aku bisa melihat! Dokter, saya bisa melihat sekarang!” Terangku sambil kutunjukkan mataku.
“Terima kasih Ya Allah, Engkau telah mengabulkan doa kami sekeluarga.” Papa pun berlinang air mata. Kuusap air mata papa, dan kubertanya
“Pa, mama mana? Harusnya dia disini kan?”
***
            Dengan sangat bersedih hati, akhirnya ku tahu. Mama telah mendonorkan matanya padaku. Kau yang ternyata adalah malaikat dibalik semua ini. Kau yang selama ini ada dalam hatiku yang paling dalam. Begitu mudahnya kau meninggalkanku dengan cara seperti ini.
“Kenapa harus mama pa? kenapa?” tanyaku sambil kuusap nisan mama.
“Selama ini mama mengidap kanker. Dia tahu umurnya tidak lama lagi. Maka dari itu, dia ingin sisa hidupnya lebih berguna. Dia donorkan matanya padamu. Dan Allah pun memanggilnya.”
Tak lama kamipun melangkah pergi meninggalkan makam mama. Mungkin makam mama basah dengan air mataku.
***
            Sore hari yang begitu cerah. Ingin rasanya ku ke Pantai. Tempat dimana aku dan mama banyak meluangkan waktu bersama. Di Pantai kini kusendiri, tanpa mama.
            Suara deburan ombak yang begitu syahdu, ibarat suara lembutmu yang tak pernah membentakku. Tekstur pasir yang begitu halus, bagai sentuhanmu yang amat halus membelai rambutku. Aroma pantai yang tak pernah kulupakan, seperti aroma parfum yang selalu kau kenakan dan menusuk penciumanku yang kukira akan kuhirup lagi dan ternyata tidak. Kau yang selalu menemaniku, kini telah pergi. MAMA, I LOVE YOU SO MUCH. FOREVER….

Komentar

Postingan populer dari blog ini

My Goals for The Future

Kalo bahas goal ini ga abis2 sih. Banyak banget goal yang mau gue capai. Oke, berikut diantaranya: Lulus tepat waktu dan di waktu yang tepat. Punya pengalaman magang di bidang social media. Bisa naik motor. Kerja di sebuah company yang bergerak di bidang apa aja, yang jelas gue pengen di posisi terkait social media. Of course dengan gaji yang cukup (ga kurang, tapi kalo lebih tambah bagus). Bisa Bahasa Inggris. Punya dana darurat. Lunasin BPJS keluarga. Bantuin Ortu naik haji. Beliin adek2 laptop. Bisa traktir keluarga makan dan belanja sepuasnya. Bisa bahagia dengan diri sendiri tanpa bergantung kehadiran orang lain. Masih banyak goal2 yang lain, but maybe the 11 of my goals can be represent enough.

About Today

Hari ini adalah yang paling melelahkan semenjak gue balik ke Surabaya. Alhamdulillah akhirnya penelitian gue udah mulai. Tahapnya masih panjang, but I hope this will be finish on December.  Tadi gue di lab sendiri. Bener2 sendirian dan ga ada yang bantuin gue. Gatau deh orang2 pada kemana. Gue ngisolasi sampe pengenceran gue lakuin sendirian. Ada plus minusnya sih. Plusnya gue bisa fokus, minusnya ya lebih capek karena gada yang bantuin. Gue tadi nyampe kampus jam 7.45 pulangnya 13.20. Mayan juga bikin punggung gue tambah remuk. Gue berharap isolat gue bisa tumbuh dengan baik dan tidak kontam. Semoga Allah mempermudah langkah2 penelitian skripsi gue selanjutnya sampai selesai, AMIN. Dah gitu aja tentang hari ini. Gimana sama hari lo?

Someone Whom I Miss

Boleh ga sih gue tulis tentang kerinduan gue sama dua orang? Boleh dong ya. Oke, jadi orang pertama yang gue kangenin adalah Fifi. Yeah, gue udah lama ga kontekan sama ini anak. Terakhir kayaknya beberapa bulan lalu ngebahas KKN dan PKL. Yang gue kangenin adalah gue kangen banget masa2 kami saling cerita hal random sampe hal serius. Gue kangen pas gue dapet insight baru dari dia. Mungkin kalo ga ada Fifi, gue ga bakal cinta sama Conan dan anime lainnya, gue ga bakal ngefan sama Raditya Dika, dan gue ga bakal tau restoran mana yang ga halal wkwkwk. Tapi seriously, dulu itu ada aja hal baru yang gue tau dari Fifi. Sayangnya, semenjak di MAN (karena gue asrama juga) kami mulai jarang komunikasi. Sempet sesekali meet up di McD Robinson bareng si Dani dan Amirah juga. Itu juga terakhir kapan ya, udah lama banget dah. Pas kuliah juga udah jarang banget saling chat karena udah sibuk dengan urusan masing2. Intinya, gue kangen khe Fi. Gue kangen kita ngobrol berdua secara langsung ataupun baren...